Benarkah Diet Ketogenik Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung? Kajian Ilmiah dan Perdebatan yang Berkelanjutan

Diet ketogenik, atau sering disebut diet keto, merupakan pola makan yang sangat rendah karbohidrat dan tinggi lemak, di mana tubuh diarahkan untuk men

Benarkah Diet Ketogenik Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung? Kajian Ilmiah dan Perdebatan yang Berkelanjutan
Diet ketogenik, atau sering disebut diet keto, merupakan pola makan yang sangat rendah karbohidrat dan tinggi lemak, di mana tubuh diarahkan untuk menggunakan lemak sebagai sumber energi utama alih-alih glukosa. 

Seiring dengan popularitasnya yang semakin meningkat, muncul pula perdebatan dan kekhawatiran mengenai dampak diet keto terhadap kesehatan jantung. 

Beberapa studi menunjukkan adanya potensi risiko, sementara pendapat lain mendukung manfaatnya. Berikut adalah ulasan berdasarkan penelitian ilmiah dan pandangan para ahli.


1. Prinsip Dasar Diet Ketogenik

Diet ketogenik berfokus pada konsumsi tinggi lemak, dengan protein sedang, dan karbohidrat sangat rendah (sekitar 5-10% dari asupan kalori harian). 

Ketika asupan karbohidrat dikurangi drastis, tubuh memasuki kondisi ketosis, di mana lemak diubah menjadi keton yang kemudian menjadi bahan bakar utama bagi tubuh. 

Tujuan utama diet ini sering kali adalah untuk menurunkan berat badan atau mengelola kondisi tertentu, seperti epilepsi dan gangguan metabolik.


2. Pengaruh Diet Ketogenik terhadap Kesehatan Jantung

Banyak orang mempertanyakan apakah pola makan tinggi lemak seperti diet keto berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Kekhawatiran ini muncul terutama karena konsumsi lemak jenuh yang umumnya tinggi dalam diet keto. 

Penelitian menunjukkan bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) atau “kolesterol jahat,” yang diketahui berperan dalam penumpukan plak di arteri dan dapat memicu penyakit jantung.

Namun, beberapa studi juga melaporkan bahwa diet keto dapat meningkatkan kadar HDL (High-Density Lipoprotein) atau “kolesterol baik,” yang dapat membantu melindungi jantung. 

Studi pada tahun 2019 dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat mengurangi faktor risiko kardiovaskular pada sebagian orang dengan obesitas, terutama dengan menurunkan kadar trigliserida dan memperbaiki rasio antara HDL dan LDL.


3. Risiko yang Mungkin Timbul dari Diet Ketogenik

Beberapa ahli menyatakan bahwa efek diet ketogenik terhadap kesehatan jantung tidak selalu bersifat positif. 

Ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang, perubahan metabolisme yang terjadi dapat berdampak negatif pada kesehatan pembuluh darah dan fungsi jantung. Beberapa risiko yang mungkin terkait dengan diet ketogenik termasuk:

  • Peningkatan Kolesterol LDL: Pada beberapa orang, diet keto dapat menyebabkan peningkatan kadar LDL secara signifikan. Kolesterol LDL yang tinggi bisa berisiko untuk kesehatan jantung, terutama jika terdiri dari partikel kecil yang lebih padat, yang lebih mudah menumpuk di arteri.
  • Peradangan dan Stres Oksidatif: Diet yang tinggi lemak jenuh dari daging olahan dan produk hewani lainnya berpotensi meningkatkan peradangan dan stres oksidatif. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko bagi penyakit jantung.
  • Ketidakseimbangan Elektrolit dan Dehidrasi: Ketosis dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit, yang pada beberapa kasus dapat mengganggu fungsi jantung dan meningkatkan risiko aritmia.

4. Studi Terbaru dan Pandangan Kontradiktif

Beberapa penelitian terbaru mencoba memahami dampak jangka panjang diet ketogenik terhadap kesehatan jantung. 

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal pada tahun 2022 menyebutkan bahwa orang yang menjalani diet rendah karbohidrat dalam waktu lama memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, terutama pada individu dengan riwayat keluarga penyakit jantung.

Namun, beberapa studi lain justru menunjukkan bahwa efek dari diet ketogenik sangat bergantung pada kualitas lemak yang dikonsumsi. 

Diet ketogenik berbasis lemak sehat, seperti yang berasal dari alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan, cenderung memiliki dampak yang lebih baik pada kesehatan jantung dibandingkan dengan lemak jenuh dari daging merah atau produk susu berlemak tinggi.


5. Kesimpulan: Apakah Diet Keto Berisiko untuk Jantung?

Hingga saat ini, kesimpulan yang pasti mengenai apakah diet ketogenik benar-benar meningkatkan risiko penyakit jantung masih belum sepenuhnya jelas. 

Ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah diet ketogenik cocok bagi seseorang, di antaranya adalah riwayat kesehatan pribadi, tujuan diet, dan pemilihan jenis lemak yang dikonsumsi.

Bagi sebagian orang, diet ketogenik dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan dan perbaikan profil lipid. 

Namun, bagi yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit jantung, diet keto sebaiknya dilakukan dengan pengawasan profesional medis, atau memilih pendekatan rendah karbohidrat yang lebih moderat dengan fokus pada lemak tak jenuh.

Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum memulai diet ketogenik, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung atau kondisi kardiovaskular lainnya. 

Kombinasi gaya hidup sehat yang mencakup olahraga teratur, pola makan seimbang, dan pengelolaan stres tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan jantung jangka panjang.


Referensi

  1. The American Journal of Clinical Nutrition, 2019. Studi tentang dampak diet keto pada kesehatan jantung.
  2. European Heart Journal, 2022. Penelitian tentang hubungan antara diet rendah karbohidrat dan risiko penyakit jantung.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐