Pengaruh Gaya Hidup Sedentari Terhadap Risiko Penyakit Jantung: Kajian Berdasarkan Jurnal Penelitian

Pengaruh Gaya Hidup Sedentari Terhadap Risiko Penyakit Jantung: Kajian Berdasarkan Jurnal Penelitian
Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik (rebanan) telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di era modern. 

Menurut banyak jurnal penelitian, individu yang menghabiskan waktu terlalu lama untuk duduk atau tidak aktif fisik memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit, terutama penyakit jantung. 

Artikel ini akan menjelaskan pengaruh gaya hidup sedentari terhadap risiko penyakit jantung berdasarkan temuan dari berbagai jurnal penelitian ilmiah.


Apa Itu Gaya Hidup Sedentari?

Gaya hidup sedentari adalah pola hidup di mana seseorang lebih banyak menghabiskan waktu dalam keadaan duduk atau tidak melakukan aktivitas fisik yang memadai. 

Contoh gaya hidup ini termasuk duduk terlalu lama di depan komputer, menonton televisi, atau bekerja di belakang meja tanpa diselingi aktivitas fisik yang cukup. 

Menurut World Health Organization (WHO), gaya hidup ini menjadi salah satu faktor risiko utama dari berbagai penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.


Hubungan Gaya Hidup Sedentari dan Penyakit Jantung

Banyak penelitian telah menyoroti kaitan antara gaya hidup sedentari dan peningkatan risiko penyakit jantung. Berikut beberapa poin penting dari jurnal-jurnal penelitian terbaru:


Peningkatan Risiko Penyakit Jantung Koroner

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menunjukkan bahwa individu yang memiliki gaya hidup sedentari lebih rentan terhadap penyakit jantung koroner. 

Peneliti menemukan bahwa aktivitas fisik yang rendah meningkatkan kemungkinan terjadinya penumpukan plak di arteri, yang bisa menyebabkan serangan jantung.


Pengaruh Terhadap Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. 

Dalam jurnal Hypertension Research, ditemukan bahwa gaya hidup sedentari menyebabkan peningkatan tekanan darah pada individu yang tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin. 

Kurangnya gerakan dapat menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan tekanan darah.


Kolesterol Tinggi dan Obesitas

Gaya hidup yang pasif juga berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kolesterol baik (HDL) dalam darah. 

Selain itu, penelitian dari Journal of American Heart Association menyebutkan bahwa individu dengan gaya hidup sedentari lebih rentan mengalami obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.


Dampak Metabolisme Tubuh Terhadap Penyakit Jantung

Penelitian dari jurnal Diabetes Care mengungkapkan bahwa gaya hidup sedentari tidak hanya berdampak pada kesehatan jantung, tetapi juga pada metabolisme tubuh secara keseluruhan. 

Individu yang tidak aktif secara fisik memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengembangkan resistensi insulin, yang pada akhirnya dapat memicu diabetes tipe 2. 

Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang berhubungan erat dengan penyakit jantung.


Penurunan Sensitivitas Insulin

Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin. 

Hal ini mengakibatkan kadar gula darah meningkat, yang kemudian memicu resistensi insulin. 

Diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh resistensi insulin, merupakan faktor risiko besar bagi penyakit jantung.


Peningkatan Lemak Tubuh

Gaya hidup sedentari juga berkontribusi terhadap peningkatan lemak tubuh, terutama di area perut. 

Penumpukan lemak di area ini meningkatkan risiko penyakit jantung karena lemak viseral (lemak yang mengelilingi organ dalam) diketahui berperan dalam pelepasan zat inflamasi yang merusak pembuluh darah.


Langkah untuk Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Mengubah gaya hidup sedentari menjadi lebih aktif adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung. 

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung akibat gaya hidup pasif:


Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda setidaknya 150 menit per minggu dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung. 

Menurut jurnal American College of Sports Medicine, olahraga teratur dapat meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.


Istirahat Sejenak dari Duduk Panjang

Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk dalam waktu lama, cobalah untuk berdiri atau berjalan setiap 30 menit. 

Gerakan kecil ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan pada pembuluh darah.


Kendalikan Pola Makan

Pola makan yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Mengonsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan bebas dari gula tambahan dapat membantu menjaga berat badan ideal dan menurunkan kadar kolesterol jahat.


Kendalikan Stres

Stres kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan jantung. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk membantu mengelola stres dan menjaga kesehatan jantung.


Kesimpulan

Gaya hidup sedentari telah terbukti berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit jantung melalui berbagai mekanisme seperti peningkatan tekanan darah, resistensi insulin, dan obesitas. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk aktif secara fisik, menjaga pola makan sehat, dan mengelola stres agar risiko penyakit jantung dapat diminimalkan. 

Dengan melakukan perubahan gaya hidup sederhana, kita dapat menjaga kesehatan jantung untuk jangka panjang.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Penulis

Saifullah.id
PT Saifullah Digital Advantec

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐