Beberapa Kesalahan Google yang Membuat Blogger Ditinggalkan

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak blogger yang merasa ditinggalkan oleh Google. Salah satu alasan utamanya adalah perubahan algoritma yang sering

Beberapa Kesalahan Google yang Membuat Blogger Ditinggalkan
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak blogger yang merasa ditinggalkan oleh Google. Salah satu alasan utamanya adalah perubahan algoritma yang sering terjadi. Ini menjadi momok bagi para blogger, terutama mereka yang bergantung pada traffic organik dari mesin pencari. Mari kita lihat beberapa kesalahan yang menyebabkan Google semakin menjauhkan diri dari para blogger.


1. Perubahan Algoritma yang Tidak Konsisten

Algoritma pencarian Google selalu berkembang untuk memberikan hasil yang lebih relevan kepada pengguna. Namun, frekuensi dan besarnya perubahan ini telah menjadi masalah bagi para blogger. Setiap kali algoritma berubah, peringkat blog di hasil pencarian bisa berubah drastis. Contohnya, update seperti Panda, Penguin, dan Hummingbird telah mengubah bagaimana Google menilai konten dan backlink.

Banyak blogger yang telah bekerja keras mengikuti praktik SEO yang direkomendasikan tiba-tiba kehilangan peringkat karena update baru yang mengubah kriteria penilaian. Perubahan ini sering kali tanpa peringatan dan kurang transparan, sehingga banyak blogger kehilangan pengunjung tanpa mengetahui kesalahan apa yang telah mereka lakukan.


2. Google Lebih Fokus pada Situs Besar

Salah satu dampak terbesar dari perubahan algoritma adalah kecenderungan Google untuk memprioritaskan situs-situs besar atau media arus utama. Ini menyebabkan blog-blog kecil semakin sulit bersaing di halaman pertama hasil pencarian. Dengan dominasi situs besar, banyak blogger merasa bahwa mereka tidak lagi mendapatkan tempat di SERP (Search Engine Result Pages), meskipun mereka menawarkan konten yang relevan dan berkualitas.

Google semakin mementingkan faktor otoritas domain dan pengalaman pengguna yang diukur dari berbagai parameter seperti kecepatan situs dan pengalaman mobile-friendly. Sayangnya, blogger independen sering kali kesulitan memenuhi standar ini karena keterbatasan sumber daya.


3. Penggunaan AI yang Terlalu Agresif

Google telah menggunakan AI, seperti RankBrain dan BERT, untuk lebih memahami maksud pencarian pengguna. Meskipun ini adalah langkah maju dalam teknologi, penggunaan AI yang agresif juga menyebabkan banyak blog kehilangan peringkat karena dianggap tidak relevan, meskipun secara konten sebenarnya sesuai dengan permintaan pengguna.

AI juga memprioritaskan konten yang bisa dijawab dengan cepat melalui fitur "featured snippets" atau jawaban langsung di halaman pencarian. Hal ini mengurangi klik ke blog karena pengguna mendapatkan jawabannya langsung di halaman pencarian tanpa harus mengunjungi situs tersebut.


4. Kurangnya Dukungan untuk Konten Niche

Algoritma Google cenderung menguntungkan situs yang memiliki banyak konten yang relevan dengan berbagai topik. Blog yang fokus pada niche tertentu sering kali merasa diabaikan, terutama jika topik yang mereka bahas tidak termasuk dalam tren pencarian utama. Akibatnya, blog-blog niche ini kehilangan banyak traffic karena tidak cukup terindeks atau dianggap kurang relevan dalam pencarian umum.


5. Kebijakan Google Adsense yang Tidak Jelas

Banyak blogger yang mengandalkan Google Adsense untuk menghasilkan pendapatan dari blog mereka. Namun, kebijakan monetisasi yang sering berubah dan tanpa penjelasan yang jelas membuat banyak blogger merasa frustasi. Akun Adsense bisa ditutup tanpa peringatan karena alasan yang sering kali tidak transparan, dan ini mempengaruhi keberlanjutan blog sebagai sumber pendapatan.


6. Penurunan Kepercayaan Blogger terhadap Google

Setiap kali ada perubahan algoritma atau kebijakan, Google sering kali kurang transparan dalam memberikan panduan kepada para pembuat konten. Akibatnya, banyak blogger merasa terjebak dalam siklus perubahan tanpa akhir yang merugikan mereka. Hal ini membuat banyak dari mereka kehilangan kepercayaan pada platform, dan beberapa bahkan beralih ke platform alternatif seperti media sosial atau video, yang memberikan hasil lebih baik untuk meningkatkan keterlibatan audiens.


7. Kompetisi dari Platform Lain

Selain masalah internal dari Google, para blogger juga menghadapi kompetisi dari platform lain seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Platform ini menawarkan cara yang lebih mudah dan cepat untuk menjangkau audiens tanpa perlu terlalu memperhatikan SEO atau perubahan algoritma yang konstan. Akibatnya, banyak blogger yang merasa bahwa usaha mereka lebih dihargai di platform tersebut dibandingkan dengan terus bergantung pada Google.


Kesimpulan

Google mungkin tetap menjadi mesin pencari terbesar di dunia, tetapi berbagai kesalahan yang dibuat terkait dengan algoritma dan kebijakan mereka telah menyebabkan banyak blogger merasa terpinggirkan. 

Perubahan algoritma yang konstan, fokus pada situs besar, dan kurangnya transparansi adalah beberapa alasan utama mengapa banyak blogger memilih untuk berhenti atau beralih ke platform lain. 

Jika Google ingin menjaga hubungan baik dengan para pembuat konten, mereka perlu lebih transparan dan konsisten dalam pendekatan mereka.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Penulis

Saifullah.id
PT Saifullah Digital Advantec

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐