Dengan sisa tabungan yang ada, saya terpaksa menjual rumah dan pindah ke sebuah daerah terpencil yang katanya lebih murah untuk ditinggali.
Saya berharap bisa menemukan ketenangan dan memulai hidup baru di tempat itu. Namun, takdir punya rencana lain.
Saya memilih sebuah desa kecil di pinggir kota, yang namanya sebelumnya tak pernah saya dengar, Desa Sukamiskin.
Awalnya, nama desa itu terasa aneh di telinga, tapi saya tidak terlalu memikirkan artinya. Saya hanya ingin melupakan semua kesulitan dan mencoba bangkit kembali.
Ketika pertama kali tiba di desa itu, saya disambut oleh tetangga yang ramah. Mereka semua tampak hangat dan penuh perhatian, seolah-olah mereka memahami betapa beratnya perjalanan yang telah saya lalui.
Tetangga sebelah, Pak Budi, mengundang saya untuk makan malam di rumahnya malam itu juga. Saya pun menerima undangan tersebut, berharap bisa bersosialisasi dan mengenal orang-orang di sekitar.
Saat makan malam, saya berbincang-bincang dengan Pak Budi dan istrinya. Mereka menceritakan kisah hidup mereka, dan saya mulai menyadari sesuatu yang aneh.
Ternyata, Pak Budi juga pernah mengalami kebangkrutan besar beberapa tahun yang lalu. Dia kehilangan semua yang dimilikinya dan akhirnya pindah ke desa ini untuk mencari kehidupan baru. Hal ini membuat saya terdiam sejenak.
Keesokan harinya, saya berkenalan dengan beberapa tetangga lainnya, dan cerita yang saya dengar semakin membuat saya terkejut.
Ibu Sari, yang tinggal di rumah sebelah kiri saya, juga mengalami kebangkrutan karena usaha kecilnya bangkrut.
Dia terpaksa menjual rumahnya di kota dan pindah ke desa ini bersama keluarganya. Cerita yang sama juga saya dengar dari Pak Darto, yang kehilangan pekerjaannya dan tak punya pilihan lain selain pindah ke desa ini.
Desa Sukamiskin ternyata adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang pernah mengalami kebangkrutan dan kehilangan segalanya.
Semua orang di desa ini memiliki cerita yang sama, cerita tentang kehilangan dan perjuangan untuk bangkit kembali.
Saya merasa seperti menemukan komunitas yang benar-benar memahami saya, tapi di sisi lain, saya juga merasa ada sesuatu yang aneh dan misterius dengan desa ini.
Suatu malam, saya bermimpi aneh. Dalam mimpi itu, saya melihat seluruh desa berkumpul di alun-alun desa, berdiri mengelilingi sebuah pohon besar yang tampak kuno.
Di bawah pohon itu, ada sebuah sumur tua yang dipenuhi air jernih. Setiap orang di desa ini, termasuk saya, mendekati sumur itu satu per satu dan melihat bayangan mereka di air sumur.
Ketika tiba giliran saya, bayangan saya berubah menjadi sosok yang lebih tua dan bijaksana. Saya mendengar suara dalam mimpi itu yang berkata, "Di desa ini, kalian bukan hanya berkumpul karena nasib buruk, tapi untuk menemukan makna baru dalam hidup. Kalian semua punya kesempatan kedua, gunakanlah dengan bijak."
Saya terbangun dengan perasaan campur aduk. Apa yang sebenarnya terjadi di desa ini? Apakah semua ini hanya kebetulan atau ada kekuatan misterius yang mengikat kami semua? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiran saya.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai melihat perubahan dalam hidup saya. Dengan dukungan dan semangat dari komunitas ini, saya berhasil memulai usaha kecil-kecilan di desa.
Kehidupan saya perlahan-lahan membaik, dan saya menyadari bahwa di balik kebangkrutan yang pernah saya alami, ada pelajaran berharga yang harus saya ambil.
Desa Sukamiskin mungkin tempat yang aneh dan misterius, tapi di sanalah saya menemukan harapan baru.
Saya belajar bahwa kebangkrutan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru yang penuh dengan kemungkinan.
Di desa ini, kami semua belajar untuk bangkit kembali dan menemukan makna sejati dalam hidup.