Manusia Adalah Alien
Perspektif Religius:
- Islam: Dalam Islam, kisah penciptaan mencakup Nabi Adam yang diciptakan di surga dan kemudian diturunkan ke bumi sebagai hukuman atas ketidaktaatannya. Ini mengisyaratkan bahwa asal mula manusia adalah dari surga, bukan bumi.
- Kristen: Kisah yang serupa juga ditemukan dalam Alkitab, di mana Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden setelah melanggar perintah Tuhan.
Interpretasi Teologis:
- Pendatang di Bumi: Dalam pandangan ini, manusia bisa dianggap sebagai “pendatang” atau “alien” dalam pengertian spiritual karena asal mula mereka adalah dari surga. Mereka bukan penduduk asli bumi dalam konteks teologis ini.
- Peran dan Tugas di Bumi: Meskipun manusia dianggap pendatang, dalam banyak tradisi agama, bumi dianggap sebagai tempat di mana manusia menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka, termasuk beribadah kepada Tuhan dan menjaga bumi.
Konsep Filosofis:
- Makna Alien: Dalam konteks filosofis dan spiritual, konsep “alien” bisa diartikan sebagai makhluk yang berasal dari suatu tempat di luar alam materi yang kita kenal, seperti surga atau alam gaib.
- Kehidupan Setelah Mati: Banyak tradisi agama percaya bahwa kehidupan di bumi adalah sementara, dan bahwa manusia akan kembali ke asalnya (surga atau alam spiritual) setelah kehidupan di bumi berakhir.
Pandangan Ilmiah vs. Religius:
- Ilmiah: Ilmu pengetahuan menganggap manusia sebagai hasil dari proses evolusi yang terjadi di bumi. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan bahwa manusia berasal dari luar bumi dalam pengertian fisik.
- Religius: Gagasan bahwa manusia adalah pendatang dari surga adalah pandangan yang berakar pada keyakinan agama dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, karena berbicara tentang dimensi spiritual, bukan fisik.
Jadi, meskipun dari perspektif religius dan teologis manusia bisa dianggap sebagai pendatang atau “alien” di bumi, ini lebih merupakan konsep spiritual dan simbolis daripada pernyataan ilmiah tentang asal-usul manusia.
Ayat Dalam Al-Qur'an
Dalam Islam, kisah tentang penurunan manusia dari surga ke bumi dapat ditemukan dalam Al-Qur’an. Beberapa ayat yang merujuk pada kisah ini adalah sebagai berikut:
Surah Al-Baqarah (2:36):
- Terjemahan: “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman, ‘Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.’”
- Asal: Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah, Ayat 36.
Surah Al-A’raf (7:24):
- Terjemahan: “Allah berfirman, ‘Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.’”
- Asal: Al-Qur’an, Surah Al-A’raf, Ayat 24.
Surah Ta-Ha (20:123):
- Terjemahan: “Allah berfirman, ‘Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.’”
- Asal: Al-Qur’an, Surah Ta-Ha, Ayat 123.
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa setelah melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang, Nabi Adam dan Hawa diturunkan dari surga ke bumi. Mereka, bersama dengan keturunan mereka, harus menjalani kehidupan di bumi dan mengikuti petunjuk dari Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan.