Kalau Menikah Itu Membuka Pintu Rezeki, Mengapa Banyak Yang Cerai Karena Masalah Ekonomi?

Kalau Menikah Itu Membuka Pintu Rezeki, Mengapa Banyak Yang Cerai Karena Masalah Ekonomi?
Tugasiswa.com - Menikah itu memenga membuka pintu rezeki, dengan catatan kalau tujuan menikahnya benar, bukan dilandasi nafsu syahwat semata atau nafsu ingin cepat kaya. Karena menikah memang membutuhkan ekonomi, tapu menikah bukanlah transaksi jual beli.

Rezeki dalam pernikahan itu datangnya dari ketenangan batin yang dipenuhi rasa syukur terhadap berapapun rezeki yang didapat.

Karena kalau hanya sekedar dipenuhi nafsu lantas berpikir menikah lalu dua bulan kemudian langsung punya rumah besar dan mobil, ya bubar!

Karena kalau tidak ada ketenangan dalam berumah tangga, bagaimana bisa tenang dalam mencari rezeki.

Jika saat merintis berumah tangga pendapatan suami masih pas-pasan lalu terus-menerus diomelin dan diteror mah, ya suami juga pusing dong, boro-boro fokus bekerja dan mencari rezeki, yang terjadi malah mungkin bisa jadi alasan untuk bercerai.

Tapi sebaliknya, jika pendapatan suami masih pas-pasan sang istri mencukup-cukupkannya, disyukuri dan tidak banyak mengeluh tentu suami pun akan bersemangat untuk berusaha mencari rezeki yang lebih besar.

Dan memang umumnya pada saat awal menikah dan rezeki masih pas-pasan adalah masa yang sangat kritis dalam menguji sebuah pernikahan.

Ada suatu cerita dari pengalaman teman saya yang menikah tahun 2005 pada saat menganggur dan kerja serabutan.

Pendapatannya saat itu hanya 300 ribu sampai 700 ribu perbulan, dan baru punya pekerjaan tetap tahun 2008 saat anaknya berusia tiga tahun.

Tapi ya itu, istrinya tidak banyak mengeluh, uang berapa pun dia terima, penggunaan uang 5000 rupiah saja dilaporkan walau suaminya tidak meminta. Akhirnya si suami berpikir keras untuk membahagiakan istrinya.

Dan saat ini kehidupan mereka baik-baik saja. Kalaupun pernah ada keributan kecil selama berumah tangga, paling cuma soal makan tidak ada kerupuk atau kalau merebus Indomie goreng tidak dikasih air.

Saat belum punya rumah atau mobil mah anteng-anteng saja di rumah kontrakan yang bocor dan banyak tikusnya. Walaupun akhirnya punya rumah dan mobil yang layak juga, tapi semua itu tidak dadakan.

Semua berproses selama kurang lebih 16 tahun lamanya. Tidak simsalabim begitu menikah langsung mapan secara ekonomi karena ujung-ujung dapat warisan.

Ada yang bertanya juga,"Tapikan ada tu lelaki yang pas nikah sudah mapan, sudah bekerja dan punya rumah juga? Kan bisa tuh!"

Iya, tapi berapa persen laki-laki yang begitu? Lantas apakah itu merupakan jaminan rumah tangga harmonis juga?

Jawabannya "tidak juga, karena saya punya kenalan wanita yang menikah dengan seorang pria yang paling kaya di kampung kami, tidak sampai setahun mereka bercerai. Itu fakta bahwa sudah makmur pun ternyata tidak lantas aman dari perceraian.

Hal tersebut bisa saja terjadi kalau kedua belah pihak tidak paham peran masing-masing dan tidak saling mendukung.

Apalagi kalau menikahnya karena motivasi harta. Bisa jadi malah dijadikan alasan bagi yang lebih kaya untuk mendominasi.

Bukankah akan lebih bisa saling menghargai jika kemakmuran itu karena usaha bersama yang dibangun sedari nol dari awal, alias saat sudah berumah tanggga tidak ada yang "merasa lebih kuasa secara ekonomi dibanding dengan yang lain dan jadi alasan pula untuk bercerai.

Sebagai penutup, "Menikah membuka pintu rezeki, namun keributan dalam rumah tangga menutup pintu rezeki dengan cara membanting sang pintu"


Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐