Berdasarkan pengalaman pribadi dan cerita dari beberapa orang teman dekat, berobat di puskesmas sangat mengkhawatirkan.
Sering terjadi perbedaan informasi, keterangan, dan diagnosa antara puskesmas dengan rumah sakit, serta antara dokter umum dengan dokter spesialis.
Pengalaman Buruk di Puskesmas
1. Dokter Gigi
- Saya pernah mau cabut gigi susu bagian depan, gigi susunya sudah goyang lama. Pas mau cabut, dokternya kewalan mencabutnya padahal posisinya gigi susunya ada di depan dan cuma sisa satu.
- Saya juga pernah datang ke puskesmas untuk cabut gigi geraham, kata dokter giginya tidak berani cabut dan di suruh ke dokter praktek gigi lain atau ke rumah sakit. Pas ke dokter praktek malah cuma sebentar sudah selesai.
2. Dokter Umum
- Saya pernah di diagnosa oleh dokter umum di puskesmas terjangkit DBD (Demam Berdarah Dangue) padahal cuma demam biasa dan gagal pada kulit disebabkan oleh reaksi alergi saat potong kayu dihari sebelumnya.
3. Bidan
- Waktu mengandung anak pertama, saya periksa kehamilan setiap bulan di rumah sakit pada dokter spesialis dan juga periksa di puskesmas untuk kontrol mingguan.
Saat di USG (Ultrasonografi), dokter spesial mengatakan bahwa leher bayi terlilit tali pusar. Tapi insya Allah masih bisa lepas, yang penting selalu kontrol.
Lalu seminggu kemudian pas kontrol di puskesmas, saya menanyakan apakah lilitan tali pusar bisa lepas? Kata dua orang bidan di sana kompak bilang tidak mungkin lepas. Saya sampai heran karena berbeda dengan keterangan dokter.
3 minggu kemudian saya USG lagi ke rumah sakit dan dokter spesialisnya mengatakan tali pusarnya alhamdulillah sudah lepas. - Ketika hamil 9 bulan, saya melihat tanda persalinan berupa lendir dan bercak cokelat yang keluar. Besoknya tiba-tiba perut keram hebat, sehingga saya memutuskan cek ke puskesmas terdekat.
Bidan pun melakukan pengecekan detak jantung bayi dan tensi darah. Setelah itu langsung di cek pembukaan. Bidannya mengatakan sudah pembukaan satu. Jadi saya di suruh pulang atau jalan-jalan untuk mempercepat pembukaan.
Sayapun jalan-jalan ke mall sampai malam baru pulang. Di jam 12 malam tiba-tiba perut keram hebat, sehingga memutuskan untuk ke rumah sakit.
Tiba di rumah sakit, bidan melakukan pengecekan tensi dan detak jantung bayi, serta pembukaan jalan lahir. Eh, betapa terkejutnya bidan bilang belum ada pembukaan.
Padahal di puskesmas kemarin siang bilang sudah pembukaan 1, tapi pas cek di rumah sakit malah belum pembukaan sama sekali.
Kesimpulan
- Setelah berkali-kali datang ke puskesmas dan ke rumah sakit, ternyata banyak sekali diagnosa yang berbeda dan info yang salah yang diberikan oleh puskesmas sehingga menyebabkan pasien khawatir.
- Skill tenaga kesehatan dipuskesmas perlu ditingkatkan lagi, jangan sampai terjadi mal praktik di mayarakat.
- Harus ada standar atau SOP dalam menerima tenaga kesehatan di puskesmas agar orang yang bertugas benar-benar memiliki kompetensi yang mumpuni.
- Masyarakat sebaiknya jangan khawatir atas ponis yang dikatakan oleh pihak puskesmas, jangan sungkan untuk melakukan pengecekan ulang ke rumah sakit jika ragu.
Desclimer
- Tulisan ini merupakan fakta yang terjadi dilapangan berdasarkan pengalaman pribadi dan orang terdekat.
- Tidak ada maksud untuk merendahkan puskesmas manapun, melainkan hanya sebagai pengingat bagi pasien yang diponis aneh-aneh oleh oknum petugas agar tidak langsung drop atau down mendengarnya. Tapi ada pilihan lain yang bisa ditempuh untuk memastikan posnis tersebut.