Menikah Muda VS Berzina Dini

Banyak pengaruh dari luar, seperti gambar dan tontonan di sosial media yang membuat seorang anak menjadi lebih cepat dewasa dan dihadapkan dengan goda
Menikah Muda VS Berzina Dini
Saifulah.id
 - Salah satu fenomena yang kerap terjadi saat ini adalah tentang masalah menikah. Masih banyak orang tua yang melarang anaknya menikah hanya karena faktor duniawi dan mengabaikan faktor akhirat yang berujung pada perbuatan dosa tanpa ada solusi yang jelas.


Tapi, sebelum masuk ke faktor orang tua, kita akan gali terlebih dahulu penyebab anak sekarang ingin menikah lebih cepat daripada orang zaman dahulu.

Alasan Anak Meminta Nikah

Ada beberapa alasan yang menjadi faktor pendorong seorang anak ingin segera menikah, yaitu:

1. Perkembangan Zaman

Tidak bisa dipungkiri, perkembangan zaman memiliki dampak yang serius terhadap kematangan seorang anak. Teknologi yang berkembang pesat membuat seseorang bisa mengetahui segala kondisi di belahan dunia manapun hanya melalui Smartphone.

Banyak pengaruh dari luar, seperti gambar dan tontonan di sosial media yang membuat seorang anak menjadi lebih cepat dewasa dan dihadapkan dengan godaan yang selalu tampil di layar ponsel mereka.

Tentu kondisi ini jauh berbeda dengan kehidupan orang tua zaman dulu yang segalanya sulit diakses. Zaman sekarang, meskipun kita membuka sesuatu yang baik-baik, pasti akan ada saja keluar yang tidak pantas untuk di lihat.

Contohnya saja di TikTok dan YouTube, banyak video wanita maupun pria berjoget untuk menonjolkan lekukan tubuh mereka, ditambah dengan baju yang serba minim dan ketat hanya untuk menarik banyak penggemarnya.

2. Proses Pendidikan

Tanpa di sadari, ketika anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, mereka akan dihadapkan pada lingkungan yang bervariasi.

Salah satunya saat tinggal jauh dari kedua orang tua, tentu mereka akan menginap di kost, asrama, atau kontrakan. Segala aktivitas anak tidak ada yang bisa mengawasinya 24 jam.

Pergaulan anak di sekolah maupun bangku kuliah yang sering bertemu dengan lawan jenis tentu akan memancing mereka untuk berpacaran.

Pacaran menjadikan dua orang insan ingin selalu saling berdekatan, dan tak jarang mereka mengadakan pertemua di kost-kostan.

Tahu sendiri apa yang dilakukan, kalau tidak cium-ciuman, berpelukan, bahkan berhubungan badan. Sebaik apapun tingkah seorang anak, mereka akan sulit menghadapi lingkungan seperti ini apalagi semua temannya seperti ini.

Jika dibiarkan, lama kelamaan mereka akan ikut-ikutan dan jatuh ke lubang yang sama seperti lingkungannya melakukakan perzinahan dengan pasangannya.

3. Mudahnya Mencari Uang

Orang zaman dulu mencari uang harus kerja keras, jadi kuli bangunan, berkebun, dan menanam padi di ladang.

Zaman sekarang, uang bisa di dapat hanya duduk santai di rumah menjadi konten kreator, seperti yang dilakukan oleh Selebgram, Blogger, dan Youtuber.

Sedangkan bagi mereka yang senang jualan, biasanya jadi Dropshipper dan Reseller yang tugasnya menjual barang secara online tanpa perlu modal besar.

Mudahnya menghasilkan uang membuat generasi mudah cepat merasa mapan, bahkan di umur kurang dari 20 tahun saja mereka sudah bisa menghasilkan puluhan juta setiap bulan.

4. Takut Dosa

Beratnya tantangan zaman sekarang menjadikan anak muda ingin segera menikah. Daripada berzina dan membuat malu keluarga. Tapi sayang, sering kali orang tua melarang.

5. Banyak Yang Menikah Sambil Kuliah

Sudah menjadi hal yang lumrah ketika ada mahasiswa yang masih kuliah tapi sudah menikah. Pemandangan ini sering dijumpai di kampus-kampus.

Selain menikah bisa menjaga kita dari perbuatan yang dilarang, menikah saat masih kuliah juga bisa memotivasi anak untuk cepat menyelesaikan pendidikan. Sehingga mereka harus wisuda secepat mungkin agar cepat memberikan nafkah yang jauh lebih layak dibanding saat masih kuliah.


6. Banyaknya Pilihan

Di bangku kuliah, pergaulan seorang anak tentu sangat luas. Mereka bertemu banyak orang di kampus meski berbeda jurusan.

Tidak hanya bertemu dengan orang yang satu daerah, tetapi juga bertemu dengan mahasiswa yang berasal dari banyak daerah yang jauh.

Sehingga memilih pasangan menjadi sangat mudah, asal suka sama suka, mereka bisa mendapatkan pasangan sesuai kreterian.

Berbeda setelah selesai kuliah, biasanya orang yang tadinya satu kampus, biasanya akan terpisah karena kesibukan masing-masing.

Ada yang bekerja, ada yang pulang kampung, dan ada yang dinikahkan karena sudah cukup usia. Semakin tua umur seseorang, maka semakin sempit dan berkurang wilayah pergaulan mereka. Semakin sedikit teman dekat dan semakin sulit menemukan pilihan yang cocok.


Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Orang Tua Tidak Mengizinkan Menikah

Ada beberapa faktor yang sering dijadikan alasan oleh orang tua untuk melarang seorang anak menikah di usia muda, diantaranya:

1. Faktor Pendidikan

Sering kali yang menjadi alasan orang tua melarang menikah adalah karena sang anak belum selesai  kuliah, belum wisuda, dan belum kerja.

Padahal dizaman sekarang banyak pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah sarjana. Asal ada kemauan, insya Allah ada jalan. Apalagi niatnya ingin menundukkan pandangan pada hal yang halal.

2. Faktor Ketakutan

Orang tua dari pihak perempuan takut anak perempuannya tidak di nafkahi secara cukup. Sedangkan orang tua dari pihak laki-laki takut anaknya tidak mampu menafkahi anak orang, dan dikhawatirkan setelah menikah justru orang tua menanggung kehidupan pengantin baru itu. Padahal dalam Al-Qur'an Allah berfirman:
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚإِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗوَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32)

3. Faktor Tradisi

Banyak tradisi nenek moyang yang bertentangan dengan syariat islam tapi masih dipegang teguh oleh orang tua sekarang. Salah satunya tradisi tidak dibolehkan menikah melangkahi anak yang lebih tua, jika tidak akan mendapatkan malapetaka (pamali).

Tradisi ini bertentangan dengan rukun islam tentang percaya pada Qada dan Qadar Allah. Mereka lebih mempercayai ajaran nenek moyang dibanding ajaran Nabi Muhammad SAW.

Dalam islam, siapa pun boleh menikah duluan termasuk adik dulu, baru kemudian kakak. Tidak ada istilah harus kakak nikah dulu, baru kemudian adik boleh menikah, karena jodoh sudah merupakan ketetapan Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya ....” (HR. al-Bukhari [39] dan Muslim [2816]).  
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (Hadits riwayat Abu Dawud nomor 3635, At Tirmidzi nomor 1940 dan dihasankan oleh Imam At Tirmidzi).
Alat ukur pernikahan tidak hanya umur, tapi faktor kemampuan memberi nafkah. Jika adiknya lebih mampu, maka sah-sah saja menikah lebih awal dibanding kakak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
" Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah. Karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan ...." . (HR. Bukhari 5065 dan Muslim 1400).


Akibat Yang Ditimbulkan

Ditolaknya permintaan izin untuk menikah secara baik-baik, menimbulkan akibat yang fatal, diantaranya:

1. Anak Berhubungan Bebas Diluar Nikah

Pacaran diperbolehkan, tapi menikah dilarang. Padahal pacaran sudah jelas diharamkan, dan menikah sudah jelas menjadi ladang pahala dan menyempurnakan separuh agama.

Ketika seorang anak tidak mampu menahan sahwatnya, tidak mampu menunaikan puasa, dan sudah meminta izin menikah tidak diterima, maka ketika mereka berbuat dosa, yang rugi orang tua juga.
Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. Al-Tahrim : 6)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ،

"Setiap kalian ra'in (penanggung jawab) dan masing-masing akan ditanya tentang tanggungjawabnya. Penguasa adalah penanggung jawab atas rakyatnya, dan akan ditanya tentangnya. Suami menjadi penanggung jawab dalam keluarganya, dan akan ditanya tentangnya." (Muttafaq 'Alaih)

2. Lebih Memilih Hamil Dulu Baru Nikah (MBA)

Sulitnya mendapatkan izin menikah membuat anak muda mencari jalan pintas, mereka lebih suka menghamili perempuannya dulu baru kemudian bisa menikah.

Kalau sudah hamil, tentunya orang tua mau tidak mau mengizinkan pernikahan. Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, walaupun sangat bertentangan dengan syariat.


Kesimpulan

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
Apabila seseorang yang agama dan perilakunya bisa kalian terima meminang putri kalian, maka nikahkanlah dengannya. Jika kalian tidak melakukannya, maka akan menjadi musibah di bumi dan kerusakan yang nyata.” (HR. Tirmidzi).

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Penulis

Saifullah.id
PT Saifullah Digital Advantec

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐