Sekolah untuk menjadi orang tua yang baik di Indonesia mungkin sangat sulit ditemukan, bahkan bisa dibilang tidak ada.
Padahal mendidik anak merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang yang sudah membangun rumah tangga.
Sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa setiap ucapan dan tingkah laku kita nantinya akan berpengaruh pada prilaku sang anak.
"Ucapan Orangtua" memiliki dampak yang sangat fatal terhadap anak-anak. Kata-kata yang diucapkan orangtua akan mempengaruhi potensi, kepribadian, dan karakter anak kedepannya.
Jadi, mari belajar bagaimana cara mendidik anak yang baik melalui ucapan agar tidak merusak mental mereka.
Melansir dari Chai's Play, ada beberapa ucapan yang harus dihindari orang tua agar anak kita tetap sehat secara mental dan psikis.
Bantulah anak untuk mengembangkan pikiran kritis mereka untuk menilai, bahwa tidak semua orang dewasa selalu benar dan harus dituruti.
Ada orang yang baik, dan ada juga orang yang berniat jahat.
Ajarkan anak untuk tidak selalu mempercayai semua orang dewasa, terutama orang asing, dan bersikap waspada saat orang dewasa memiliki niat buruk kepadanya.
Jadi, hindarilah mengucapkan,"Kamu mesti nurut apa kata orang dewasa!"
Karena kalimat ini membuat anak berfikir bahwa semua orang dewasa baik dan cerdas. Anak akan merasa mereka hanyalah anak nakal. Mereka harus selalu nurut sama orang dewasa, kalau tidak, mereka akan dimarahi
Sebaiknya orang tua mengucapkan,"Orang dewasa, termasuk ayah pun bisa saja berbuat kesalahan."
Emosi yang lama terpendam akan meledak dalam bentuk perilaku yang negatif dan agresif. Anak akan tumbuh menjadi pendiam dan menutup diri.
Jika anak menangis, coba ucapkan, "Rupanya kamu sedih ya", "Apakah kamu sedih karena sakit?". "Coba katakan pada Bunda apa yang membuat kamu sedih?".
Dialog seperti ini akan membantu anak mengidentifikasi perasaan yang ada dalam dirinya.
Sedang kata yang harus dihindari orang tua, yaitu: "Jangan menangis!", karena kata ini akan membuat anak-anak berfikir bahwa mereka tidak boleh berekspresi dan takut dimarahi orang tua.
Anak akan bingung jika dia dipaksa harus berbagi segalanya, berkorban, dan mengalah. Ini hanya membuatnya tidak bisa membela diri, melindungi, dan mempertahankan nilai hidup yang ia miliki.
Cobalah ucapkan kata-kata yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengelola benda milik mereka sendiri, misalnya "Kamu mau pinjamin mainanmu sebentar ke temanmu?".
Jika ia tidak mau berbagi, jangan terlalu memaksa, apalagi merampasnya.
Anda bisa berkata,"Nanti kalau sudah selesai main mobil-mobilannya, kita pinjamkan ke teman ya" atau "Gima kalau kamu tukeran sebentar mainannya?"
Jika anak berbuat salah, tegurlah kesalahannya, bukan pada kepribadiannya. Membentak tidak akan menyelesaikan masalah.
Bantu anak untuk berpikir, apakah ia melakukan tindakan tersebut atas kemauan dirinya atau terdorong oleh situasi lain.
Berikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan perilakunya kepada Anda.
Misalnya anak menumpahkan air dalam gelas, orang tua dilarang mengucapkan "Nggak bisa ya sehari aja nggak buat onar!" karena kata-kata ini mencap bahwa kepribadian si anaklah yang buruk.
Hal ini akan berdampak pada mental si anak yang akan merasa dia anak nakal dan semua yang dilakukannya akan selalu salah dimata orang tua.
Kata yang harusnya digunakan orang tua, yaitu: "Kamu mau kasih tau Bunda bagaimana jusnya bisa tumpah?" Kalimat ini akan memberikan kesempatan pada sang anak untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Walaupun orang tua sudah tahu alasannya, tapi hal ini akan melatih sang anak agar peka dengan lingkungannya. Kan bisa jadi airnya tumpah karena tidak sengaja kesenggol tangan atau kaki anak saat bermain mobil-mobilan.
Jadi orang tua bisa mengajak anak untuk meletakkan airnya agak jauh dari tempat dia bermain.
Membandingkan anak dengan orang lain sangat berdampak negatif pada kepercayaan dirinya dan membuat dia berpikir bahwa dia tidak akan pernah mencapai apapun.
Jika pencapaian anak tidak lebih baik dari orang lain atau temannya, coba ucapkan ke anak:"Bunda bangga padamu. Kamu sudah berusaha sebaik mungkin, lain kali kita tingkatkan lagi ya."
Tekankan pada kekuatan anak dan tunjukkan bahwa Anda percaya padanya.
Ingat, setiap anak itu unik dan memiliki talenta masing-masing.
Jangan sekali-kali orang tua memuji orang lain dan membandingkannya dengan si anak. Hal ini akan menyebabkan anak merasa dia lebih buruk dari anak lain. Dia akan malas mencoba hal baru karena dia merasa orang tua tak akan pernah merasa puas dengan yang dia kerjakan.
6. Jangan Mengindahkan Pertanyaan Anak
Meskipun anak bertanya tentang hal yang hanya dimengerti orang dewasa, cobalah untuk menjelaskan kepadanya dengan bahasa yang bisa diterima oleh anak sesuai usianya.
Hal ini lebih baik daripada dia bertanya pada orang lain yang belum tentu penjelasannya tersaring dan belum tentu juga kebenarannya terjamin.
Selain itu, menjawab semua pertanyaan anak yang ingin tahu akan membangun kepercayaan dan ikatan emosi yang sehat antara anak dan orang tua.
Demikian 6 ucapan yang wajib dihindari orang tua kepada anaknya. Semoga anak kita menjadi anak yang sehat jasmani dan rohaninya. Semoga bermanfaat.