Karya: Saifullah
Pancaran mentari membuat dedaunan menguning
Mataku tertegun menatap langit
Melepas hati yang terbelit
Kini ku bisa tersenyum
Melihat dunia penuh rasa kagum
Setelah kian lama hatiku menangis
Akan cinta yang kian terkikis
Kini ku bisa gembira
Menjalani hidup dengan orang-orang tercinta
Setelah jiwa ini terluka
Merintih dan merasa tersiksa
Kini aku bersyukur
Api cinta tak membuatku hancur
Kini ku ingin kembali
Mencari makna cinta sejati
***
Puisi ini saya buat sekitar 8 tahun yang lalu saat saya masih SMA. Saya sudah lupa saat itu saya buat puisi ini karena apa. Tapi berdasarkan isinya puisi ini menceritakan tentang keadaanku yang sedang patah hati akibat cinta yang mulai sirna. Beruntungnya keadaan tersebut tidak membuatku hancur. Tapi justru ku menemukan sisi lain yang membuatku kagum akan kejadian yang ada. Hingga ku kembali bangkit dan menemukan cinta sejati.
Kadang hidup memberikan kita harapan, yang harapan itu bukan untuk kita sepenuhnya. Tapi dengan harapan itu kita belajar arti mengikhlaskan dan arti ketabahan. Banyak hal yang menyakitkan di luar sana, tapi semua itu yang bisa membuat kita tumbuh lebih dewasa. Memahami arti hidup yang hanya sebentar saja. Sehingga tak terlalu menggantungkan cinta pada ciptaan-Nya.
Mencintai adalah fitrahnya manusia. Menyukai yang indah dipandang mata dan menyejukkan hati saat bersama orang yang dipuja. Cinta itu bukan soal seberapa cantik dirinya, tapi cinta itu tentang rasa nyaman meski engkau baru mengenalnya. Bukan tentang seberapa kaya dirinya namun tentang seberapa berharganya dirimu saat di sampingnya.