Abdullah bin Alharom radhiyallahu anhu seorang sahabat nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang sudah berumur tua renta dan tidak mampu atau tidak layak lagi untuk ikut berjihad, tetapi hatinya di penuhi dan dicintai dengan semangat jihad.
Abdullah bin Alharom adalah ayahanda nya sahabat nabi Jabir radhiyallahu anhu, Dia ( Abdullah Alharom radhiyallahu anhu ) datang kepada Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk mendaftrakan dirinya untuk ikut berjihad pada peperangan uhud, dan ketika itu pula Jabir radhiyallahu anhu datang menemui Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan memohon untuk tidak mengizinkan ayahnya untuk ikut berperang dengan alasan umurnya yang sudah tua karna menurut Jabir radhiyallahu anhu tidak mungkin lagi ayahnya kuat memegang senjata.
Dan akhirnya Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memanggil Abdullah bin Alharom radhiyallahu anhu kemudian dihadapkan dengan Jabir radhiyallahu anhu putranya dan Rasul pun berkata “ Ya Abdullah, Anakmu menginginkan mu agar engkau tidak mengikuti perang “ lalu Abdullah bin Alharom pun marah mendengar larangan dari putranya Jabir radhiyallahu anhu tersebut, walaupun sudah tua renta dia mengatakan dengan penuh semangat Jihad “ Ya Jabir, kalau bukan karna syurga saya siap meninggalkan posisiku (untuk ikut berperang) namun saya tidak mau karna sudah jelas ganjarannya (pahala jihad) adalah syurga dan saya tidak akan mau meninggalkan posisiku ini”
Dan dari situlah kemudian Abdullah bin Alharom diilhamkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwa dia orang yang pertama kali mati syahid, Subhanallah maha suci Allah, benar lah kalau Abdullah bin Alharom memang orang yang pertama kali mati syahid pada peperangan uhud.
Kemudian ketika selesai peperangan, Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu mencari-cari jasad ayahnya yang sudah gugur di medan perang dan ketika jasad ayahnya ditemukan Jabir radhiyallahu anhu sangat sedih melihat jasad dari ayahnya tersebut yang telah mati sebagai syuhada karna ayahnya itu adalah orang tua satu-satunya sebab ibunya juga sudah lama meninggal. Sementara jabir masih memiliki adik-adik yang masih kecil yang butuh kasih sayang dari orang tua.
Baca: Mimpi Yang Membuat Khalifah Abu Bakar Asshiddiq Menangis
Di dalam riwayat adik-adiknya itu berjumlah sembilan orang dan dia lah yang paling tua. Maka melihat kesedihan itu Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lewat dan mengatakan kepada Jabir radhiyallahu anhu “Ya Jabir, menangis atau tidak menangis engkau, sesungguhnya jasad ayahmu sedang di naungi oleh malaikat“. Meskipun di sekitar bukit Uhud itu tidak ada satupun pohon tapi jasad ayahmu di naungi oleh awan yang dibawa malaikat.
Rasul pun melanjutkan “ Wahai Jabir, menangis atau tidak menangis sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengajak bicara dengan ayahmu tanpa ada penerjemah “ kapan itu ? ketika Abdullah bin Alharom meninggal dunia pada peperangan Uhud, tiba-tiba dia (Abdullah bin Alharom) sadar sesaat kemudian dia mendengar suara Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepadanya “ Wahai hambaku, berangan-angan lah, memintalah kepadaku akan aku beri“.
Maka kemudian ayahanda Jabir yang dihidupkan sesaat ini berkata “ Ya Tuhanku, aku tidak berkeinginan apapun kecuali Engkau, hidupkan aku dua kali agar aku bisa mati syahid kedua kalinya“, tapi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengatakan kepada ayahanda Jabir radhiyallahu anhu Abdullah bin Alharom “ tidak mungkin orang yang sudah meninggal hidup lagi “ dan Abdullah bin Alharom pun berkata, “Ya Tuhanku, kalau demikian sampaikan kepada orang yang di belakangku, sampaikan kepada Jabir putraku dan Kaum Muslimin bagaimana posisiku dihadapanmu ya Tuhanku“
Subhanallah dan akhirnya Abdullah bin Alharom pun meninggal. Abdullah bin Alharom ini juga punya teman namanya Amru Mujamuh sama sama sudah tua dan pertemanan keduanya ini sangat lah luar biasa. Setelah tua, keduanya selalu ke masjid berdua, baca Qur’an beruda, ibadah berdua, kemana-mana selalu berdua.
Dan Rupanya Amru Mujamuh juga telah mendaftar untuk ikut pada peperangan Uhud meskipun juga di larang oleh anaknya, dia juga nekat memaksakan diri untuk ikut pada peperangan Uhud sementara Amru Mujamuh ini sudah pincang dan sulit untuk berjalan lagi.
Dengan tekadnya yang sudah bulat itu pun dia berkata kepada Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “ Ya Rasulullah, Saya ingin meletakkan kakiku ini di syurga “. Dari situ kedua orang tua yang sama-sama meninggal di perang Uhud Abdullah bin Alharom dan Amru bin Mujamuh mendapat perhatian lebih dari Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata “ Dari seluruh korban yang syahid dalam perang, kuburkan keduanya ( Abdullah Alharom dan Amru Mujamuh ) dalam satu lubang karna keduanya (Semasa hidup) berteman karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى “.
Semoga ada hikmah dan manfaat dari kisah di atas ini terutama pada diri Al-faqir sendiri beserta keluarga dan sahabat kaum muslimin dimanapun berada. (Hosih)