Saya bukan fans Pak Jokowi, saya juga bukan fans Pak Prabowo. Saat Pemilu berlangsung, saya memutuskan untuk memilih Prabowo-Sandi karena kecewa dengan beberapa kebijakan juga janji-janji kampanye yang tak terpenuhi di masa Pemerintahan Pak Jokowi selama 5Thn kebelakang. Ditambah dengan seruan sekelompok Ulama yang cukup saya kagumi ilmu dan dakwahnya, maka makin mantaplah untuk memilih PAS.
Namun, saya pun tak setuju, bahkan sangat tak setuju, jika ada yang menyerang personal. Baik itu pada Pak Jokowi maupun Pak Prabowo. Tolong realistis dan pakai akal sehat, suka boleh, tapi jangan lah berlebihan. Tidak suka pun silahkan, dan tetap tak boleh berlebihan, sampai menyerang pribadi, apa-apa seolah jelek semua, bahkan banyak yang menjadikan meme atau video, dan mirisnya lebih banyak lagi yang ikut mentertawakannya. Na'udzubillah min dzalik.
Patut kita sadari, setiap orang tentulah punya sisi baik dan juga sisi buruk. Tidak ada manusia yang 100% buruk. Pun tidak ada pula manusia yang 100% baik. Hanyalah Syaithan dan Malaikat yang memiliki 100% keburukan atau 100% kebaikan. Terlebih dalam kancah Politik. Yang "bermain" bukan hanya satu-dua orang saja, tapi kelompok besar, banyak orang. Jadi sungguh tak layak bila kita terus menyerang dan membenci satu orang terlebih personalnya.
Andai kata kita jadi orang tersebut, atau di posisi orang tersebut, belum tentu pula kita mampu menjadi manusia yang lebih baik dibandingkan beliau. Mungkin saat ini kita merasa diri paling baik, atau lebih baik, tapi apakah kita yakin bahwa esok, lusa, bulan depan, tahun depan, hingga akhir hayat menjemput, kita akan menjadi manusia yang tetap lebih baik dibandingkan orang yang telah kita sudutkan atau kita tertawakan saat ini?
Dan ketahuilah, hanya Alloh Swt yang Maha Tahu apa isi hati setiap insan. Janganlah terlalu membenci. Jangan pula terlalu mencinta. Terlebih pada orang yang sekedar mengobrol dengannya saja, tidak pernah kita lakukan.
Sudahlah, baiknya saling mendoakan, tentu segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, yakinlah pasti ada hikmah di balik semua.
*Tulisan ini terinspirasi dari postingan beberapa status yang saya lihat berseliweran (Nurul Huda)