Dari awal masa jabatannya, tak pernah aku melihatnya melenggang santai tanpa bekerja. Kalian menuntutnya untuk sempurna, padahal ia bukanlah Tuhan yang Maha Sempurna. Ia hanya seorang manusia biasa, berasal dari rakyat jelata bukan anak konglomerat ataupun anak jendral.
Segala musibah di Indonesia pertiwi ini, kalian jatuhkan kesalahan atas sebabnya. Padahal yang kalian caci maki sedang terjun turun langsung memeluk rakyatnya yang sedang terkena musibah. Lalu apakah masih sehina itu Presidenku?
Ditengah goncangan ekonomi dunia, ia tetap berusaha menstabilkan ekonomi rakyatnya, tetap berusaha membangun negaranya demi anak cucu kita. Lalu kalian bilang 'memang rakyat mau dikasih makan insfratruktur?'. Ah, kalian lupa, bahwa untuk menyandang ekonomi, akses jalan adalah yang utama.
Betapapun prestasi yang ia buat, sekeras apapun ia bekerja untuk rakyat, ia tetap hina di mata kalian yang membencinya.
Saat ia menggandeng Ulama, kalian mengatakan bahwa ia sedang memecah belah Islam, padahal ia hanya ingin menunjukan bahwa ia begitu mencintai agamanya, bukan seperti yang kalian tuduhkan hanya karena ia mengayomi seluruh agama di negara Indonesia tercinta ini.
Saat kubu sebelah yang kalian sanjung-sanjung sedang menggemborkan berita hoax, Presidenku yang kalian hina, sedang berada di tengah rakyat Palu yang sedang berduka. Tak bisakah sedikit saja celah di hati kalian terbuka? Tak perlu menjadi pendungkungnya, hanya cukup saja berhenti menghinanya di tengah duka.
Tulisan ini mungkin akan membuat kalian memaki saya dengan segala sebutan. Tapi saya hanya ingin mengatakan, Presiden yang selalu kalian jatuhkan, dia sungguh sudah bekerja keras untuk rakyatnya.
By : Rikha Dianti