Terbongkar, 7 Rahasia Dibalik Murahnya Harga Smartphone Xiaomi

Xiaomi merupakan smartphone yang terkenal memiliki spesifikasi yang tangguh namun dijual dengan harga yang lebih murah dari smartphone sekelasnya. Diawal berdirinya perusahaan ini pada tahun 2010 menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hebatnya lagi pada masa kurang lebih 3 tahun berdirinya perusahan Xiaomi, ponsel yang satu ini sudah mendapat kepercayaan konsumen dan sekaligus menjadi ancaman bagi para kompetitornya.

Pada kuartal ke 3 di tahun 2017, merek Xiaomi melesat tajam dan berhasil menduduki posisi kelima dari beberapa deretan vendor yang menjadi pangsa pasar terbesar di Indonesia (lembaga riset IDC). Siapa sih yang tidak tertarik dengan ponsel berspesifikasi tinggi namun dijual dengan harga murah? Setelah sebelumnya konsumen dihadapkan dengan beberapa smartphone dengan berbagai kecanggihannya dan hanya dimiliki oleh orang yang punya banyak uang, kini semua orang mampu merasakan smartphone impian tanpa harus merogoh kocek yang dalam.

Sebetulnya banyak orang yang tidak percaya, bahkan terus bertanya-tanya, bagaimana mungkin Xiaomi bisa memberikan spesifikasi tinggi tapi harganya jauh dari para kompetitor manapun? Termasuk saya, saat mengenal smartphone Xiaomi, seakan-akan saya tidak percaya dengan spesifikasinya. Awalnya saya pikir mungkin hanya tulisan dikertas saja atau handphone ini menggunakan komponen abal-abal di dalamnya. Tapi setelah saya membeli dan merasakan sendiri, ternyata harganya memang murah tapi kualitasnya tidak murahan.

Harga yang ditawarkan memang tidak masuk akal, bayangkan saja Apple dan Samsung dijual dengan harga USD 1.000, sedangkan Xiaomi dengan spesifikasi serupa hanya dijual USD 150. Contoh lainnya Xiaomi Mi Max 2 yang hanya dijual sekitar 500 Euro di pasar Eropa, itu cuma setengah harga dari Samsung Galaxy Note 8 dan IPhone X yang memiliki spesifikasi sebanding.

Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini cukup memancing banyak pertanyaan dibenak para konsumen maupun non-konsumen mengenai rahasia dibalik harga smartphone Xiaomi yang begitu murah. Untuk itu saya akan menguraikan beberapa rahasia tersebut di sini.

Rahasia Dibalik Murahnya Smartphone Xiaomi

1. Menjaga Portofolio Tetap Kecil
Hugo Barra selaku Vice President Xiaomi mengungkapkan bahwa portofolio yang kecil merupakan salah satu rahasia mengapa Xiaomi dapat dijual dengan harga yang jauh lebih murah. Dalam kurun waktu tertentu biasanya mereka hanya memproduksi satu type smartphone saja.

Bebeda halnya dengan perusahan lain, seperti Samsung, dalam waktu yang sama biasanya memproduksi banyak type smartphone. Hal ini tidak hanya akan membuat biaya produksi menjadi besar, melainkan juga akan terjadi persaingan antar type produknya sendiri. Akibatnya akan ada satu type produk yang akan mengalami penurun penjualan. Sehingga untuk menutupi biaya produksinya maka mau tidak mau harus menaikkan harga jual yang ada.

Selain Xiaomi menjaga portofolio agar tetap kecil, pihaknya juga selalu melakukan riset produk dengan sungguh-sungguh sebelum di distribusikan ke pasaran. Jadi produk yang telah dipasok ke pasaran tidak perlu sering-sering diupdate. Hal ini secara tidak langsung ikut andil dalam penghematan biaya.

Ditambah lagi produk yang mereka usung cuma ada 2 varian, yaitu Redmi Series untuk smartphone kelas menengah dan Mi Series untuk smartphone kelas papan atas. Alhasil mereka jadi lebih fokus dalam memproduksi keduanya.

2. Memiliki Banyak Mitra
Segala petingginya yang dikenal berkecimpung di dunia teknologi tentu memiliki banyak mitra usaha yang sama, tak terkecuali Hugo Barra. Hal ini tentu memberikan dukungan positif pada sektor-sektor yang dibutuhkan. Selain sudah memiliki banyak pengalaman, mereka juga punya relasi yang kuat untuk memperkokoh sebuah perusahaan.

3. Memperkuat Basis di Dalam Negeri
Pada umumnya perusahaan teknologi melakukan ekspansi secepat mungkin ke manca negera agar produk mereka Go International. Namun berbeda dengan Xiaomi, mereka memperkuat basisnya di dalam negeri sebelum akhirnya merambah pasar international. Tidak hanya akan menghemat biaya  operasional saat awal berdirinya perusahaan, mereka juga bisa belajar dan melakukan evaluasi terhadap kualitas produk, operasional, pemasaran dan penjualan. Sehingga ketika produk siap di eksport ke luar negara, mereka sudah memiliki pengalaman yang banyak untuk mengefisienkan semuanya.

4. Memperlama Ketersediaan Produk
“Produk kami bisa bertahan hingga 18-24 bulan di rak penjualan. Ini berarti produk kami mengalami beberapa potongan harga di pasaran, lihat saja MI2 dan MI2S milik kami. Dengan spesifikasi yang sama kedua seri ini hampir dijual dalam waktu 26 bulan,” ujar Barra.

Dengan menyediakan produk yang sama dalam waktu yang cukup lama akan memberikan keuntungan untuk mendapatkan tawaran terbaik dari pemasok komponen. Semakin lama sebuah komponen digunakan oleh sebuah perusahaan, makan akan semakin mudah pihak perusahaan untuk bernegosiasi harga kepada pemasok. Otomatis akan ada potongan harga komponen dari waktu ke waktu. Lagi-lagi hal ini akan menurunkan biaya produksi yang berdampak pada mudahnya menjual sebuah smartphone dengan harga yang lebih rendah.

5. Memproduksi Dengan Jumlah Terukur
Perusahaan ini benar-benar teliti dalam meproduksi smartphone. Mereka melakukan perhitungan yang memiliki tujuan agar smartphone yang diproduksi terjual habis hingga tidak akan membebani biaya pengeluaran mereka.

Melalui langkah ini mereka selalu memastikan bahwa jumlah permintaan harus lebih tinggi dibanding jumlah produksi. Makanya tidak jarang kita menemukan ada beberapa type Xiaomi yang tidak dipasok lagi. Sebagai contoh Xiaomi Redmi 3S Prime, setelah beberapa bulan beredar kemudian tidak dijual lagi, lalu diganti dengan Xiaomi Redmi 4A atau Redmi 4X yang agak mirip namun ada beberapa peningkatan.

Dengan kata lain, sudah jelas mereka membatasi produksi untuk setiap produknya. Misalnya untuk type tertentu cuma dibuat 100 juta unit saja, walaupun praktek ini kadang membuat konsumen kesal karena sulit mendapatkan produknya. Tapi di sisi lain, selain kebijakan ini dapat menghindarkan dari kerugian, secara tidak langsung akan menciptakan pemikiran  untuk konsumen bahwa setiap produk yang terjual itu terbatas, jadi konsumen akan berlomba-lomba untuk membeli produk yang baru dikeluarkannya. Ibarat kata ada barang bagus dan limited edition dengan harga terjangkau, siapa yang tidak mau membeli?

6. Tidak Membuat Iklan Komersil
Xiaomi memang unik, disaat kompetitor membuat iklan komersial di media massa seperti di TV, Radio, Baliho/Spanduk, bahkan memiliki Brand Ambasador masing-masing. Xiaomi malah tidak menggunakan iklan komersial sama sekali. Mereka hanya memanfaatkan sosial media untuk memperkenalkan produknya.

"Kami memotong bagian profit, kami mengambil untung 0 persen dari segi hardware. Lalu, kami juga tidak mengeluarkan dana sepeser pun untuk pemasaran dan iklan. Saat awal pembentukan perusahaan, produk kami jual sendiri," paparnya. "Kami membuat harga yang paling terjangkau dan kompetitif agar semua orang bisa membelinya dan membantu kemajuan masyarakat dunia.", kata Lie Jun selaku CEO Xiaomi

Bukan hanya itu, ternyata di China, terdapat banyak iklan yang dibenamkan di dalam antarmuka dan lockscreen Xiaomi. Saya tidak tahu pasti apakah iklan tersebut sebagai promosi produk mereka atau justru iklan yang biasa ditemukan di ponsel Sony Experia dulu yang mirip dengan iklan di Youtube dan Blog. Kalau iklannya untuk promosi produk sendiri otomatis biaya iklan tidak ada. Sedangkan kalau iklan itu dari luar, artinya mereka ikut menjadi publisher yang akan mendapat keuntungan dari setiap iklan tayang dan di klik. (Untung banyak dong. Haha)

Dilansir dari Phone Arena, Minggu (31/12/2017), bagi pengguna ponsel Xiaomi di China, iklan adalah "fitur yang sengaja dibenamkan sebagai bagian dari ponsel".

Sebagian penggguna Xiaomi di China memplesetkan  nama homscreen  MIUI menjadi AdUI, kependekan dari Advertisment UI, karena saking banyaknya iklan yang muncul di MIUI. Menanggapi kritikan dan ketidak nyamanan pengguna terhadap iklan tersebut, CEO Xiaomi Lei Jun berjanji akan mengurangi kemunculan iklan di Xiaomi.

Lucunya, smartphone yang dipasarkan di luar China malah tidak mendapati iklan sama sekali. Iklan mengganggu tersebut justru hanya dialami oleh pengguna Xiaomi di Negeri Tirai Bambu. (Lama-lama orang China beli Xiaomi dari luar nih. Haha)

7. Pemasaran Via Online
Alih-alih membuka toko yang harus membayar sewa tempat dan karyawan, ternyata Xiaomi memanfaatkan sacara maksimal media online alias dunia maya. Selain hemat biaya, faktanya memasarkan produk via online akan menjangkau wilayah yang lebih luas. Hal ini menjadi strategi jitu bagi Xiaomi dalam pemasaran produknya. Jadi harga smartphone tidak perlu naik gara-gara sewa tempat atau mengggaji karyawan.

Salah satu contoh konkretnya pada bulan Januari 2018, Xiaomi memasarkan sekaligus promosi produk terbarunya Redmi 5A dengan harga Rp 999.000 melalui toko online Lazada, dan baru saja dibuka, menurut pihak Lazada dalam waktu 3 menit stok langsung terjual habis. Bahkan banyak permintaan konsumen terhadap produk tersebut. Hebat ya.

Setelah membaca 7 rahasia Xiaomi di atas,  sekarang sudah tidak heran lagi kan kenapa harga Xiaomi lebih murah dari pada para pesaingnya?

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

Mandiri - Saifullah (1460019181044)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Penulis

Saifullah.id
PT Saifullah Digital Advantec

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐