Honey adalah ekstensi peramban yang populer digunakan untuk menemukan dan menerapkan kode kupon secara otomatis saat berbelanja online. Namun, baru-baru ini, Honey, yang dimiliki oleh PayPal, menghadapi tuduhan praktik tidak etis yang merugikan baik konsumen maupun kreator konten.
Tuduhan terhadap Honey
Sebuah investigasi oleh YouTuber MegaLag mengungkapkan bahwa Honey diduga:
- Menggantikan Tautan Afiliasi: Honey dituduh menggantikan tautan afiliasi milik kreator dengan tautannya sendiri saat pengguna berinteraksi dengan ekstensi tersebut saat checkout. Ini berarti komisi yang seharusnya diterima oleh kreator dialihkan ke Honey. (Sumber)
- Memprioritaskan Kode Kupon Tertentu: Honey diduga mempromosikan kode kupon dari mitra bisnisnya, meskipun ada diskon yang lebih besar tersedia secara publik. Hal ini berpotensi membuat konsumen tidak mendapatkan penawaran terbaik yang seharusnya mereka terima. (Sumber)
Tanggapan dan Tindakan Hukum
Menanggapi tuduhan tersebut, perwakilan Honey menyatakan bahwa mereka mengikuti "aturan dan praktik industri, termasuk atribusi klik terakhir." (Sumber)
Namun, beberapa kreator konten, termasuk saluran YouTube LegalEagle, telah mengajukan gugatan class action terhadap PayPal, menuduh bahwa Honey secara tidak adil mengambil komisi afiliasi yang seharusnya menjadi milik mereka. (Sumber)
Dampak pada Pengguna dan Kreator
Jika tuduhan ini terbukti benar, praktik Honey tidak hanya merugikan kreator konten dengan mengalihkan pendapatan mereka, tetapi juga menyesatkan konsumen dengan tidak memberikan diskon terbaik yang tersedia.
Situasi ini menyoroti pentingnya bagi pengguna untuk berhati-hati dan mempertimbangkan kembali penggunaan ekstensi peramban yang mengklaim menawarkan penghematan otomatis.
Untuk pemahaman lebih lanjut tentang isu ini, Anda dapat menonton video investigasi oleh MegaLag berikut: Mengungkap Penipuan Honey terhadap Influencer